Manusia Harimau dari Gunung Dempo

(Gambar hanya Ilustrasi saja)

Telah banyak lagenda yang kita dengar tentang manusia jadi-jadian (Jelmaan) Harimau yang sakti mandraguna. Memiliki kekuatan dahsyat bahkan dapat menghindar dari terjangan senjata tajam. Belum lama ini kita menyeksikkan sebuah tayangan dari salah satu stasiun TV di Jakarta yang menayangkan tentang penampakan manusia-manusia jadi-jadian itu. Bagai manakah cerita lagenda itu sebenarnya?

Penulis berusaha menguak misteri dan sempat mewawancarai beberapa orang yang dinilai cukup mengetahui (berkompeten) untuk menceritakan kembali tentang seluk-beluk kejadian manusia Harimau tersebut, berikut penuturan mereka:

Kisah manusia Harimau berawal dari sebuah tarian Ulu yaitu silat Harimau, silat ini bernuansa magis, dan tidak semua dan sembarangan orang yang dapat terpilih, kendati yang mengikuti latihan silat tersebut dalam jumlah banyak. Namun yang terpilih langsung mendapatkan wangsit dari Suhu (Guru besar yang memiliki langsung Ilmu Harimau) yang berada di Gunung Dempo. Lantas yang menjadi pertanyaan kita adalah siapa Suhu itu sebenarnya? Manusia (Puyang) ataukah mahluk haluskah (Dedemit)? Misteri ini hingga kini belum terjawab.

Memang hal-hal yang berbau mistik sukar dinalar secara ilmiah, namun fakta menunjukkan dan membuktikan bahwa kekuatan spritual itu memang ada. Mereka yang terpilih (memiliki ilmu Harimau) itu dapat dibuktikan secara kasab mata. Sebelum kita masuk kedalam cerita silat Ulu atau silat Harimau, tak salahnya kalau kita mengamati terlebih dahulu bagai mana kondisi di puncak Gunung Dempo tersebut.

Gunung Dempo. Gunung Dempo memiliki ketinggian lebih kurang 3.159 meter dari permukaan laut (dpl), iklim berkabut, dengan suhu dipuncak gunung mencapai dibawah 1 – 3 derajat Celcius. Selain itu dipuncak masih terdapat beberapa kawah dan diantaranya, airnya dapat diminum langsung. Salah satu keunikkan ciptaan ilahi ini adakah terdapat pohon kayu Panjang Umur, yang tertanam secara rapih dan tertata dengan jarak antara pohon sepanjang 2 meter, dan bila tumbuh kurang dari itu, tanam itu akan mati dengan sendirinya.

Tentu, sepintas lalu kita akan mengatakan bahwa tanaman ini ada orang yang menanam, merawat dan memeliharanya, karena tanaman itu tertata dengan baik, bagaikan sebuah perkebunan. Jawabannya tidak, tumbuh-tumbuhan itu tertata dengan sendirinya secara alamiah. Konon katanya, kayu Panjang Umur inilah yang selalu dibawak oleh sangmurid yang berhasil menuntut ilmu (Wisudawan) Harimau ini, disamping beberapa ranting kayu lainnya.

Tanaman lainnya adalah pohon Kayu Api, dipuncak gunung Dempo anda tidak akan mampu memasak air dengan menggunakan kompor minyak atau kompor gas. Karena air tidak akan masak dan mendidih disana kecuali anda menggunakan Kayu Api, yaitu kayu hijau sebangsa tanaman yang masih basah dan bila kayunya digesek-gesekkan akan mengeluarkan api. Dengan menggunakan kayu api inilah anda akan dapat memasak air dan nasi dipuncak gunung itu.

Kayu Api (Tanaman basah) ini didalam Al-Quran disebut sebagai mana Firman Allah swt dalam surat Yaa siin 80 : Nil Ladzii Ja’ala Lakum Minasy Syajaril Akhdari Naaran Faidzaa Antum Minhu Tuuqiduun. Artinya : Yaitu Allah swt yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Lalu dari kayu itu kamu dapat menyalakan api. Maha benar Allah dengan segala firmannya.

Allah telah membuktikan semua kebenaran ayat-ayatnya itu, kepada kita orang-orang yang berakal. Dipuncak gunung Dempo Allah memperlihatkan kebenaran ayatnya Kayu Api meskipun basah namun dapat mengeluarkan api dan dapat digunakan untuk memasak pada suhu dibawah nol derajat.

Ritual silat. Biasanya ritual silat diadakan di luar desa atau ditempat yang sudah ditentukan oleh sang pawang, dan jumlah peserta yang akan mengikuti ritual silat biasanya diperkirakan sekitar antara 15 – 25 orang. Ritual ditata sedemikian rupa dengan berbagai sesajenan dan membakar kemenyan atau dupa. Selain itu di dalam arena silat telah pula disediakan sebuah pintu yang nantinya akan digunakan bagi mereka yang mendapatkan titisan wangsit (lulus ritual) dipanggil ke Gunung Dempo, mereka yang berangkat dan terpilih itu biasanya tidak lebih dari dua orang dari peserta ritual yang ada.

Para calon pendekar itu berangkat dengan mengendarai seekor Harimau (menunggangi Harimau), dan dengan sekejap mata pula mereka telah tiba di padepokan sang Guru Besar (dalam bahasa China sering disebut Suhu) yang berdiam (bersemedi) di puncak Gunung Dempo tersebut. Ritual seperti ini umumnya berlaku di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Krui, untuk lulus menjadi seorang sakti mandraguna.

Mereka yang lulus dan diakui sebagai murid dari perguruan ini (setelah pulang dari Gunung Dempo), biasanya membawa oleh-oleh kayu Panjang Umur dan berbagai ranting kayu lainnya. Oleh-oleh ini sebagai bukti bahwa murid yang bersangkutan benar-benar telah sampai menemui sang Suhu di puncak gunung tersebut.

Berbeda halnya dengan ritual yang dilakukan di daerah Kabupaten Pagar Alam (salah satu daerah yang berada dikaki Gunung Dempo), untuk menjadi murid dari perguruan silat Harimau (silat Ulu), tidaklah begitu sulit. Seseorang cukup mengikuti ritual yang diiringi berbagai tetabuhan gendang. Suara gendang akan semakin kencang (keras) terdengar bila ada diantara peserta ritual silat yang diketahui berangkat (dipanggil) ke Gunung Dempo oleh sang Guru Besar.

Suara tetabuhan ini konon tidak boleh berhenti dan harus semakin kencang, karena dikhawatirkan sang murid yang berangkat tidak tahu arah pulang kembali ke- arena silat. Sementara murit-murit lainnya yang belum terpilih semakin giat berlatih seakan-akan kesurupan (kesetanan).

Menurut penuturan mereka, ilmu silat Harimau sangat ampuh, jika dibandingkan dengan ilmu silat-silat lainnya, silat Harimau bermain dibawah (rendah) bagaikan Harimau yang sedang mengendap-endap akan menerkam musuh atau mangsanya. Selain itu keunikan silat Ulu ini adalah dapat menggunakan setiap ruas tubuh (badan manusia) untuk digunakan (dijadikan) sebagai senjata yang dapat mematikan (ampuh), itulah rahasia ilmu silat Harimau, ungkap para murid.

Kesaktian. Kesaktian apa saja yang dimiliki mereka ? , peserta pelatihan silat terbagi dalam dua kelompok, pertama mereka yang hanya mendapatkan pelajaran ilmu silat Harimau, dan kedua mereka yang mendapatkan ilmu silat Harimau dan sekaligus dapat menyembuhkan berbagai penyakit (Dukun sakti mandraguna).

Mereka ini adalah orang yang diakui sebagai murid langsung dari sang Guru Besar yang berada di Gunung Dempo, dan memiliki ilmu magis yang tinggi. Selain itu mereka dapat berkomunikasi dalam jarak jauh (Telepati) sesama mereka dimanapun mereka berada, dan dalam jarak jauh sekalipun (diseberang lautan).

Manusia harimau dapat berjalan dengan cepat, bagaikan kilat. Karena itu pada zaman revolusi 1945 banyak pemuda-pemuda yang menekuni ilmu Harimau ini. Konon katanya, musuh tidak dapat mengejar dan sulit untuk menemui mereka, jumlah mereka yang menuntut ilmu ini semakin lama semakin berkurang sesuai dengan kemajuan zaman. Generasi muda lebih senang duduk dibangku sekolah dari pada duduk dipuncak gunung.

Sebenarnya ada alasan lain yang lebih tepat yaitu adanya perkembangan pesat agama Islam, sehingga telah membuat kepercayaan yang semula sycretisme (Hindhu-Bhudha) beralih kepada keyakinan agama Islam.

Dalam agama Islam sendiri diajarkan sebagai mana Firman Allah swt dalam An-Nahl 100 dikatakan : In Namaa Sulthaanuhu ‘Alalladzii Nayatawal Launa Huu Walladziina hum Bihii Musyrikuun. Artinya : Kekuasaan satan itu terbatas hanya pada orang-orang yang mengambilnya menjadi pemimpin, dan orang-orang yang mempersekutukan Tuhan dengan dia. Jadi jelas bahwa orang-orang beriman yang benar-benar berserah diri kepada Allah swt, maka setan itu tidak akan mampu menggodanya, dan setan itu pasti akan kalah.

Dalam surat Yaa siin 60 Allah swt berfirman : Alam a’had ilaikum yaa Banii Aadama ‘laa ta’budusy syaithaan inaahuu lakum ‘aduw wum mubiin. Artinya : Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai anak-anak Adam, supaya kamu jangan menyembah setan, sebab setan itu sudah nyata musuhmu.

Meskipun Allah swt telah banyak mengingatkan kita umat manusia, tetapi kecenderungan terhadap kerakusan (keserakahan) materi dan kesombongan (merasa memiliki ilmu kekuatan magis), tetap saja menjadi pilihan mereka yang tidak beriman atau mereka yang taklik buta (menurut saja tanpa berfikir Islami), Hal itu terjadi karena kedangkalan wawasan Al-Quran.

Begitulah al-kisah sang manusia Harimau, berawal dari ilmu silat Harimau atau silat Ulu, selanjutnya berkembang menjadi dukun sakti mandraguna, dan akhirnya juga kembali kepada Allah swt. Kullu Nafsiin Dzaa Iqatul Maut Tsumma Ikainaa Turjauun. Artinya : Setiap mahluk yang bernyawa pasti akan merasakan mati, kemudian semuanya akan kembali kepada Allah swt. Di India ada sebuah desa yang dihuni suku Symphai, mereka tinggal dikaki Gunung Himalaya, gunung yang tertinggi di dunia. Kepercayaan mereka tentang manusia harimau, persis seperti apa yang kita ungkapkan diatas, mereka umumnya adalah pemeluk agama Hindhu-Bhuddha

Belum ada leteratur yang menyebutkan bahwa ilmu manusia harimau yang berada di Indonesia berasal dari negeri India (Symphai). Kendati kepercayaan dan ritualnya sama, namun hal itu mungkin saja terjadi mengingat negeri India merupakan pusat pengembangan agama Hindhu dan Bhudha di dunia.

Siluman Hariamu. Siluman Manusia Harimau itu sebenarnya ada, namun tidak kasat mata, sebagai mana yang diterangkan didalam Al-Quran, firman Allah swt dalam surat Jin 72 : 6. Wa an-nahuu kaana rijaalun minal insi ya’uudzuuna birijaalim minal jin-ni fazaaduuhum rahaqaa. Artinya : Dan bahwasanya, ada beberapa orang laki-laki dari golongan manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari golongan Jin, dengan itu mereka hanya tambah mempersombongkan golongan Jin saja.

Dalam surat Jin 72 : 11 dikatakan, Wa an-naa min-nash shaalihuuna wa min-naa duuna dzaalik, kun-naa tharaa iqa qidaadaa. Artinya : Dan bahwasanya diantara kami ada orang-orang yang salih, dan ada pula yang tidak demikian. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

Allah swt mencontohkan bagi mereka yang tidak mau mendengar berbagai peringatan Tuhannya akan kebenaran (Firman) sebagai mana yang diingatkan Allah dalam surat Al-Ankabut (29 : 40) Fakul-lan akhadzam bidzam bih, la minhum man arsalnaa ‘alaihi haashibaa; wa minhum man akhadzat-hush shaihah; wa minhum man khasafnaa bihil ardh; wa minhum man aghraqnaa; wa maa kaanal laahu liyazhlimahum wa laakin kaanuu anfusahum yazhlimun. Artinya : Masing-masing bangsa itu Kami siksa dengan empat macam siksaan, karena dosa-dosanya : Ada diantaranya yang kami hujani dengan batu krikil seperti kaum Aad, ada yang Kami hancurkan dengan kekuatan halilantar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang Kami benamkan kedalam tanah seperti Qarum, dan ada pula yang Kami tenggelamkan seperti kaim Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri karena dosa-dosanya.

Mereka yang mendekati diri selain kepada Allah swt (berkawan dengan setan), akan merasakan azab Tuhan itu, sebagai mana yang diterangkannya dalam surat Al-Ankabut (29 : 40). Karena itu Allah memerintahkan kita untuk menjelajahi muka bumi ini (mempelajari sejarah), bagai mana kesudahannya orang yang mendustakan kebenaran. Firman Allah dalam Surat Al-An’aam (6 : 11) Qad siiruu fil ardhi tsum-man zhuruu kaifa kaana ‘aaqibatul mukadz-dzibiin. Artinya : Katakanlah ! Jelajahilah muka bumi ini, kemudian perhatikanlah bagai mana kesudahannya orang-orang yang telah mendustakan kebenaran itu.

Catatan lain : Jika suatu ketika kita berada dipuncak gunung Dempo, tiba-tiba diselimuti oleh kabut tepat, anda cukup Azan atau berdoa dank abut pun akan sirna, hilang. Semuanya ini tentu merupakan kebesaran Allah SWT dan bukti kebesarannya. (Dipublikasikan di harian Bengkulupost 1998) Sumber : Facebook Oleh : Hakim Benardie Sabri

ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.